
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Terjaga Dengan Baik
Pertumbuhan ekonomi Indonesia terus menunjukkan tren positif. Presiden Prabowo Subianto melakukan Sidang Kabinet Paripurna untuk memastikan momentum pertumbuhan ekonomi nasional tetap terjaga. Salah satu fokus utama dalam sidang tersebut adalah strategi penguatan ekonomi melalui percepatan investasi, kemudahan perizinan berusaha, serta peningkatan konsumsi rumah tangga.
Setelah sidang selesai, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 5,12 persen menjadi salah satu yang tertinggi di kawasan G20 maupun ASEAN. Hal ini juga terlihat dari sektor ketenagakerjaan. Sebanyak 97,73 persen penduduk dalam angkatan kerja telah terserap, yang setara dengan 3,59 juta orang dalam satu tahun terakhir.
Airlangga menekankan bahwa daya saing negara menjadi prioritas utama. Untuk itu, Presiden mendorong percepatan reformasi perizinan berusaha. Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) yang terkait dengan kemudahan perizinan menggunakan metode positif. “Perlu disosialisasikan kepada seluruh kelembagaan agar sistem perizinan yang ada di OSS bisa berjalan efektif,” ujarnya.
Fokus pada Daya Beli dan Konsumsi Rumah Tangga
Memasuki semester kedua 2025, pemerintah menitikberatkan upaya menjaga daya beli masyarakat dan konsumsi rumah tangga. Menurut Airlangga, beberapa program unggulan telah disiapkan, termasuk dorongan terhadap investasi kawasan, ekspor, serta pembiayaan sektor perumahan.
Untuk sektor perumahan, pemerintah memberikan bantuan melalui Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Selain itu, baru saja diluncurkan KUR perumahan yang memiliki skema revolving. “KUR perumahan ini bisa digunakan hingga 4 kali pengajuan dengan limit Rp 5 miliar, sehingga totalnya bisa mencapai Rp 20 miliar,” jelas Airlangga.
Untuk mendorong sektor konstruksi, pemerintah akan melibatkan kontraktor yang bertaraf Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Selain itu, fasilitas pajak pertambahan nilai yang ditanggung pemerintah (PPN DTP) sebesar 100 persen untuk pembelian rumah hingga Rp 2 miliar tetap dilanjutkan hingga akhir 2025.
Selain itu, pemerintah sedang menyiapkan program strategis dalam rangka menyambut periode Natal dan Tahun Baru. Program ini dirancang untuk meningkatkan aktivitas ekonomi dan memperkuat daya beli masyarakat.
Kepercayaan terhadap Data Ekonomi
Meski banyak pihak meragukan data pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 5,12 persen pada kuartal II 2025, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti tetap percaya diri. Ia menyatakan bahwa data tersebut didasarkan pada standar internasional. Meski tidak menjelaskan secara rinci bagaimana penyusunan data tersebut, ia tetap mempertahankan keyakinannya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani juga mendukung data tersebut. Ia menyatakan bahwa pemerintah selalu menggunakan data dari BPS. “Kita tetap mempercayai BPS,” ujarnya.
Menghadapi Tantangan Eksternal
Dalam pengantar Sidang Kabinet Paripurna, Presiden Prabowo menekankan pentingnya menghadapi segala tantangan dengan tenang. Ia menyoroti banyaknya konflik yang terjadi di berbagai negara, termasuk tarif yang diberlakukan oleh Amerika Serikat.
“Ketidakpastian yang ditimbulkan oleh tarif AS harus kita hadapi dengan tenang,” ujarnya. Prabowo juga mengapresiasi kinerja tim ekonomi pemerintah yang mampu mengatasi situasi rumit tersebut. “Kita negosiasi, kita berunding, kita tidak emosional, kita tidak terpancing,” ungkapnya.