
Kementerian Agama Siap Dukung Program Cek Kesehatan Gratis untuk Anak Sekolah
Kementerian Agama menyatakan dukungan penuh terhadap Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) yang diinisiasi oleh Presiden Prabowo Subianto. Salah satu program utamanya adalah Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang ditujukan bagi anak-anak usia sekolah. Program ini mulai dilaksanakan secara serentak pada 4 Agustus 2025, mencakup berbagai lembaga pendidikan agama dan keagamaan lintas agama di seluruh Indonesia.
Menag Nasaruddin Umar menjelaskan bahwa CKG merupakan bagian dari upaya bersama dalam mempersiapkan generasi muda yang sehat secara jasmani dan rohani. Ia menekankan bahwa nilai-nilai kesehatan menjadi bagian penting dari setiap ajaran agama. “Tubuh yang sehat menjadi sarana agar manusia dapat beraktivitas dan beribadah dengan optimal,” ujarnya.
Pentingnya Kesehatan dalam Ibadah dan Keberlanjutan Hidup
Menag menegaskan bahwa kesehatan fisik sangat penting dalam menjalani ibadah. “Tidak mungkin kita bisa menjadi hamba yang taat jika sakit-sakitan. Dan tidak mungkin menjadi khalifah yang sukses jika penyakitan,” tambahnya. Ia mengajak seluruh komponen masyarakat untuk menjadikan kesehatan sebagai prioritas utama.
Program CKG akan mencakup berbagai lembaga pendidikan keagamaan seperti madrasah, pesantren, serta satuan pendidikan agama Kristen, Katolik, Hindu (Widyalaya), dan Buddha (Dhammasekha). Langkah ini bertujuan untuk memperkuat komitmen Kementerian Agama dalam memberikan layanan inklusif lintas iman.
Angka Peserta Didik yang Terlibat
Hingga saat ini, tercatat ada sebanyak 12.548.995 peserta didik binaan Kementerian Agama yang berpotensi mendapatkan layanan kesehatan gratis. Data tersebut meliputi:
- 9.179.847 siswa Madrasah (MI, MTs, MA)
- 3.339.536 santri pondok pesantren
- 18.090 siswa pendidikan Kristen
- 7.032 siswa pendidikan Katolik
- 3.421 siswa pendidikan Hindu (Widyalaya)
- 1.069 siswa pendidikan Buddha (Dhammasekha Formal)
Menag menekankan bahwa pelaksanaan CKG menjadi langkah strategis dalam menanamkan budaya hidup sehat sejak dini. Ia berharap lembaga pendidikan agama menjadi contoh terdepan dalam pelaksanaan program ini.
Mendukung Visi Indonesia Emas 2045
Program CKG juga menjadi momentum penting dalam mendukung Visi Indonesia Emas 2045. Menag menegaskan bahwa program ini bertujuan mencetak generasi yang sehat, cerdas, dan berdaya saing. Ia meminta seluruh lembaga pendidikan agama dan keagamaan untuk mendukung program ini, termasuk menyediakan ruang pemeriksaan, alat ukur tinggi badan, timbangan, dan lembar pemeriksaan penglihatan.
Selain itu, guru dan tenaga kependidikan diminta terlibat dalam proses pendampingan teknis. Menag juga meminta para Kepala Kanwil dan Kankemenag di seluruh Indonesia untuk mengawasi pelaksanaan CKG. Jika ada sekolah yang tidak memberikan perhatian penuh, akan dilakukan tindakan khusus.
Sosialisasi dan Digitalisasi Hasil Pemeriksaan
Kementerian Agama akan melakukan sosialisasi intensif kepada orang tua dan peserta didik. Selain itu, pihaknya mendorong aktivasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan pemanfaatan aplikasi Satu Sehat Mobile. Hal ini bertujuan agar hasil pemeriksaan bisa langsung diakses secara digital dan berkelanjutan.
Menag berharap program CKG tidak hanya menjadi kegiatan sesaat, tetapi menjadi bagian dari gerakan nasional membangun kesadaran kesehatan yang berakar pada nilai-nilai keagamaan. Ia menilai bahwa program ini menjadi simbol nyata bahwa membangun masa depan bangsa harus dimulai dari kerja sama lintas iman, institusi, dan generasi.