
Strategi Presiden dalam Memastikan Bantuan Sosial Tepat Sasaran
Menteri Sosial Republik Indonesia, Saifullah Yusuf atau yang akrab disapa Gus Ipul, menyampaikan bahwa Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN) menjadi salah satu strategi utama pemerintah dalam memastikan program bantuan sosial (bansos) tepat sasaran. Pernyataan ini disampaikan oleh Gus Ipul setelah menghadiri Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) serta Sidang Bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, pada Jumat (15/8/2025).
Menurut Gus Ipul, DTSEN memiliki peran penting karena untuk pertama kalinya Indonesia memiliki data terpadu yang dikelola langsung oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Data ini menjadi pedoman bagi seluruh pemangku kepentingan dalam menentukan penerima bansos.
“DTSEN sebagai strategi presiden agar program bansos tepat sasaran. Untuk pertama kalinya Indonesia punya data tunggal. DTSEN dikelola langsung BPS dan dijadikan pedoman seluruh stakholder,” ujarnya.
Selain itu, Kemensos juga berperan dalam pemutakhiran data secara berkala. Dengan adanya data ini, pemerintah dapat menentukan siapa yang layak menerima bansos serta siapa yang layak masuk ke Sekolah Rakyat.
Pada triwulan kedua tahun ini, penyaluran bansos di Kementerian Sosial telah berpedoman dengan DTSEN. Hasilnya, lebih dari 2 juta penerima bansos telah dicoret dan dialihkan ke mereka yang lebih berhak. Penggunaan DTSEN juga akan terus dilakukan untuk penyaluran bansos tahap berikutnya.
Pendekatan Akurat dalam Menentukan Kelayakan Penerima Bansos
Gus Ipul menjelaskan bahwa DTSEN memutuskan kelayakan penerima bantuan berdasarkan kondisi sosial-ekonomi secara akurat. Hal ini menjadi dasar untuk program pendidikan berasrama Sekolah Rakyat yang menyasar anak-anak dari keluarga miskin ekstrem (desil 1–2).
Kebijakan ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto dalam pidato kenegaraan di Sidang Tahunan MPR. Presiden menegaskan komitmen pemerintah dalam menurunkan angka kemiskinan ekstrem hingga nol persen dengan strategi yang komprehensif.
Dalam pidatonya, Presiden menyampaikan, “Dalam 10 bulan terakhir, kabinet Merah Putih memerangi kemiskinan dengan pendekatan holistik dan menyeluruh. Kami ingin angka kemiskinan ekstrem turun menjadi 0 persen dalam tempo sesingkatnya. Kami telah membentuk sistem DTSEN sebagai pegangan utama untuk memastikan program pemerintah bagi masyarakat miskin tepat sasaran.”
Presiden juga menyoroti bahwa sebelumnya masih ada laporan orang kaya yang mendapat subsidi rakyat. Oleh karena itu, DTSEN menjadi alat utama untuk menjaring siapa yang benar-benar berhak menerima manfaat.
Langkah Konkret dalam Memutus Rantai Kemiskinan
Salah satu upaya memutus rantai kemiskinan adalah dengan membentuk Sekolah Rakyat. Sampai saat ini, pemerintah telah berhasil membangun dan membuka 100 Sekolah Rakyat. Pada tahun depan, jumlahnya akan ditingkatkan menjadi 200, lalu 300, dan seterusnya.
Sekolah Rakyat ini diperuntukkan bagi mereka yang berada di desil 1–2 dan benar-benar sangat membutuhkan. Anak-anak tersebut akan diasramakan dan diberdayakan dengan kualitas yang baik. Ini merupakan langkah penting untuk memutus rantai kemiskinan.
Presiden menegaskan, “Anak-anak yang miskin, kalau orang tuanya miskin, mereka tidak perlu miskin.” Dengan demikian, Sekolah Rakyat menjadi salah satu bentuk investasi jangka panjang dalam membangun masa depan generasi muda Indonesia yang lebih sejahtera.