
Serangan Militer Israel di Sanaa, Yaman
Militer Israel telah melakukan serangan udara terhadap ibu kota Yaman, Sanaa. Istana kepresidenan Yaman menjadi sasaran utama dari serangan tersebut. Hal ini terjadi setelah militer Israel mengakui bahwa mereka gagal mencegah rudal yang ditembakkan oleh kelompok Houthi beberapa hari sebelumnya.
Salah satu saluran media Israel melaporkan bahwa angkatan udara Israel mulai menyerang berbagai target di Yaman. Sementara itu, sumber militer menyatakan bahwa tentara Israel meluncurkan serangkaian serangan udara sebagai respons terhadap peluncuran rudal dan drone yang terus-menerus dilakukan.
Seorang jurnalis dari Al Jazeera melaporkan bahwa tiga serangan udara terjadi di dekat wilayah Attan, barat daya Sanaa. Saluran 14 Israel, dengan mengutip sumbernya, menyebutkan bahwa istana presiden di Sanaa menjadi sasaran utama. Situs militer yang ada di dalam kompleks istana juga menjadi target, beserta depot bahan bakar dan dua pembangkit listrik di ibu kota.
Selain itu, saluran 13 Israel melaporkan bahwa angkatan udara menargetkan pangkalan rudal yang berada dekat istana presiden di Sanaa. Sementara itu, media yang terafiliasi dengan Ansar Allah melaporkan bahwa agresi Israel menargetkan stasiun perusahaan minyak di ibu kota Yaman.
Dalam pernyataannya, militer Israel menyatakan bahwa “serangan terhadap Yaman telah berakhir, dan pembunuhan tidak ada dalam agenda kami. Serangan terhadap istana presiden adalah pesan kepada Houthi bahwa posisi kekuasaan berada dalam jangkauan kami.”
Kementerian Pertahanan Israel menyebutkan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Menteri Pertahanan Israel Katz, dan Kepala Staf Eyal Zamir memantau serangan di Yaman dari markas besar Kementerian Pertahanan.
Di sisi lain, anggota Biro Politik Ansar Allah, Mohammed al-Farah, menyatakan bahwa serangan Israel di Sanaa menargetkan fasilitas sipil. Ia menekankan bahwa “musuh dengan sengaja melukai warga sipil di Yaman, seperti yang terjadi di Gaza.”
Media Israel pada Jumat lalu mengumumkan bahwa sistem pertahanan berhasil mencegat rudal yang ditembakkan dari Yaman. Namun, lalu lintas udara di Bandara Ben Gurion (timur Tel Aviv) ditangguhkan setelah rudal terdeteksi.
Layanan ambulans Israel melaporkan adanya korban luka akibat kepanikan warga saat mencari tempat perlindungan setelah mendengar bunyi sirene. Mereka juga menyatakan bahwa pecahan rudal yang dicegat jatuh di sebuah kota di Israel.
Namun, menurut laporan Radio Tentara Israel pada Ahad, penyelidikan militer mengonfirmasi bahwa rudal yang ditembakkan dari Yaman pada hari Jumat membawa hulu ledak klaster. Sistem pertahanan udara Israel disebut gagal mencegah rudal tersebut. Sebagian dari bom curah itu mengenai rumah-rumah warga di Tel Aviv.
Beberapa jam sebelumnya, militer Israel mengumumkan bahwa mereka berhasil mencegat sebuah pesawat tak berawak yang ditembakkan dari Yaman. Hal ini memicu sirene serangan udara di pemukiman dekat Jalur Gaza.
Pada 27 Juli, kelompok tersebut mengumumkan peningkatan operasi angkatan lautnya melawan Israel. Mereka menargetkan semua kapal milik perusahaan mana pun yang berhubungan dengan pelabuhan Israel, tanpa memandang kewarganegaraan mereka. Tujuannya adalah untuk mendukung Jalur Gaza, yang telah menjadi sasaran perang genosida sejak 7 Oktober 2023.