
HIPMI Jatim Menegaskan Komitmen dalam Mempertahankan Iklim Usaha yang Stabil
Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jawa Timur menunjukkan komitmennya untuk menjaga stabilitas dan kondusifitas iklim usaha di wilayah tersebut. Hal ini dilakukan sebagai respons terhadap isu rencana aksi demonstrasi besar di Surabaya, yang dinilai bisa mengganggu dunia usaha dan perdagangan.
Ahmad Salim Assegaf, Ketua Umum BPD HIPMI Jatim, menyatakan bahwa kritik dan kebebasan berpendapat adalah bagian dari demokrasi. Namun, ia menekankan pentingnya menjaga keseimbangan agar praktik demokrasi tidak merugikan kepentingan publik, khususnya keberlangsungan usaha.
“HIPMI Jatim merasa berkepentingan merespons isu terkini demi menjaga iklim investasi. Kebebasan berpendapat tetap harus berjalan, tetapi jangan sampai mengorbankan kepentingan masyarakat luas, terutama dunia usaha,” ujar Salim.
Langkah Pemerintah Daerah dalam Mendukung Pertumbuhan Ekonomi
HIPMI Jatim mengapresiasi langkah-langkah serius yang dilakukan oleh Pemprov Jatim di bawah kepemimpinan Gubernur Khofifah Indar Parawansa dan Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Salah satu program yang mencerminkan komitmen tersebut adalah Prokesra Bank UMKM Jatim. Hingga Maret 2025, sebanyak 1.989 pelaku usaha mikro telah menerima akses pembiayaan dengan syarat yang mudah. Selain itu, inisiatif Rumah Kurasi dan Communal Branding bersama BI, Kadin, dan HIPMI juga dinilai berhasil meningkatkan kualitas produk UMKM lokal hingga mampu menembus pasar ekspor.
Capaian dalam Perizinan Usaha dan Misi Dagang Antar Daerah
Pemerintah Jatim juga mencatat capaian besar dalam perizinan usaha. Sepanjang 2024–2025, sebanyak 98,52 persen sertifikasi halal dari BPJPH diberikan kepada sektor IKM di Jawa Timur. Ini menjadi indikator positif bagi pengembangan usaha mikro dan kecil.
Selain itu, strategi misi dagang antar daerah yang dilakukan oleh Pemprov Jatim juga memberikan dampak signifikan. Beberapa misi dagang dengan daerah lain seperti Lampung, NTB, dan Kaltim menghasilkan nilai transaksi yang mencapai triliunan rupiah. Contohnya, dengan Lampung sebesar Rp 1,055 triliun, NTB sebesar Rp 1,068 triliun, dan Kaltim sebesar Rp 1,05 triliun.
Pertumbuhan Ekonomi yang Solid
Capaian tersebut semakin diperkuat oleh pertumbuhan ekonomi Jatim yang stabil. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), PDRB Jatim pada kuartal I-2025 mencapai Rp 819,30 triliun, naik sebesar Rp 16,85 triliun dibanding kuartal sebelumnya. Pertumbuhan ini didorong oleh sektor industri pengolahan, perdagangan, dan pertanian.
Seruan untuk Tetap Tenang dan Bersinergi
Dengan capaian yang diraih, HIPMI Jatim menilai penting untuk menjaga stabilitas daerah. Oleh karena itu, mereka menyerukan seluruh BPC HIPMI Kabupaten/Kota dan kader HIPMI se-Jawa Timur agar tidak terprovokasi oleh isu-isu yang bisa memicu kegaduhan.
Salim memastikan bahwa HIPMI Jatim akan terus bersinergi dengan Pemprov Jatim dalam upaya menciptakan iklim usaha yang sehat serta mendorong pembangunan ekonomi daerah. Dengan kerja sama yang kuat, diharapkan dapat tercapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.