
Kondisi Krimea yang Semakin Sulit
Konflik bersenjata antara Ukraina dan Rusia kembali memicu ketegangan di wilayah Krimea. Masyarakat setempat mengalami kesulitan dalam mengakses layanan internet, mesin ATM, serta kebutuhan pokok sehari-hari. Krimea berjarak sekitar 900 kilometer dari Ibu Kota Ukraina, Kyiv. Informasi ini disampaikan oleh Kantor Berita Nasional Ukraina, Ukrinform, yang menyebutkan bahwa saat ini warga kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari karena pemutusan akses internet.
Pemutusan layanan internet di Krimea selama lebih dari seminggu terakhir telah mengganggu operasional ATM, sehingga membuat warga sulit menarik uang tunai. Pusat Perlawanan Nasional atau National Resistance Center (NRC) melaporkan bahwa gangguan tersebut juga menghambat pembayaran menggunakan kartu debit maupun kredit di toko-toko. “Orang-orang mengeluh bahwa tidak mungkin membayar dengan kartu di toko-toko karena mesin kasir tidak berfungsi. ATM mati dan penarikan uang tunai menjadi masalah,” tulis laporan NRC.
Selain itu, NRC juga menerima aduan tentang kelangkaan kebutuhan dasar seperti roti, air minum, dan obat-obatan. Warga Krimea mengungkapkan bahwa mereka terjebak dalam situasi sulit. “Beberapa toko menjual secara kredit, tetapi antreannya panjang dan rak-raknya kosong,” kata salah satu warga.
Upaya Militer Ukraina yang Gagal
Di sisi lain, pasukan militer Rusia melaporkan bahwa mereka berhasil menggagalkan upaya Ukraina untuk menerobos masuk lebih jauh ke kawasan Krimea. Gubernur Kherson, Vladimir Saldo, menyebutkan bahwa pasukan pengintai Ukraina mencoba melintasi Krimea dengan perahu motor. Kherson merupakan salah satu wilayah pertama yang diduduki Rusia pada awal invasi Februari 2022. Meski kota Kherson direbut kembali oleh Ukraina pada November 2022, sebagian besar wilayah Kherson, terutama di sisi timur Sungai Dnipro, masih berada di bawah kendali Rusia.
“Beberapa jam lalu, kelompok subversif dan pengintai musuh terlihat di wilayah Laut Hitam yang berdekatan dengan Wilayah Kherson, yang sedang menuju Krimea dengan perahu motor,” ujar Vladimir Saldo. Ia menyebutkan bahwa prajurit Rusia berhasil menghancurkan satu perahu motor yang diyakini cukup untuk menghentikan operasi militer Ukraina. Perahu tersebut dihancurkan oleh sistem drone militer ZALA Lancet yang dirancang untuk melakukan pengintaian sekaligus menghantam target. “Akibatnya, operasi militer Ukraina digagalkan,” tambahnya.
Serangan Udara yang Mengguncang Kremenchuk
Militer Rusia juga melancarkan serangan udara ke kota Kremenchuk, Ukraina, pada Selasa (19/8) malam. Pengeboman di kota yang berjarak sekitar 258 kilometer dari Ibu Kota Kyiv ini disebut sebagai serangan terbesar sepanjang Agustus. Serangan udara ini terjadi beberapa jam setelah Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan pemimpin Eropa lain di Gedung Putih pada awal pekan Senin (18/8).
Kantor Berita Nasional Ukraina, Ukrinform, menyampaikan bahwa Rusia juga melancarkan 583 serangan di 11 permukiman di wilayah Zaporizhzhia dalam kurun waktu 24 jam terakhir. Ukrinform memberitakan bahwa pasukan Rusia melancarkan delapan serangan udara yang menargetkan Prymorske, Huliaipole, Malynivka, dan Poltavka. Situasi ini menunjukkan bahwa konflik yang terjadi di wilayah Krimea dan sekitarnya terus berlangsung dengan intensitas yang tinggi.