
Klaim Menteri Pertahanan Iran tentang Rudal yang Ditembakkan ke Israel
Menteri Pertahanan Iran, Brigjen Aziz Nasirzadeh, mengungkapkan bahwa rudal-rudal yang ditembakkan oleh Iran ke Israel dalam perang selama 12 hari beberapa waktu lalu adalah hasil produksi lama. Perang antara kedua negara tersebut berlangsung dari tanggal 13 Juni hingga 24 Juni, dengan dimulainya serangan Israel terhadap Iran.
Serangan Israel menargetkan berbagai fasilitas militer dan nuklir di Iran, serta menewaskan sejumlah panglima militer dan ilmuwan nuklir. Respons Iran kemudian datang dalam bentuk gelombang serangan yang bertubi-tubi. Media Barat melaporkan bahwa Iran telah meluncurkan lebih dari 550 rudal balistik dan 1.000 drone atau pesawat nirawak ke wilayah Israel.
Video dan foto yang beredar di media sosial menunjukkan bahwa rudal-rudal Iran berhasil menghantam target di Israel. Nasirzadeh menyebutkan bahwa rudal-rudal yang digunakan adalah produksi lama, namun ia memperingatkan bahwa rudal-rudal terbaru Iran jauh lebih efektif dan siap digunakan jika Israel kembali menyerang.
“Dalam perang selama 12 hari itu, kita menghadapi kekuatan yang mendapat dukungan penuh. Republik Islam Iran tidak hanya menghadapi rezim Zionis, tetapi juga seluruh logistik, intelijen, dan dukungan dari Amerika Serikat (AS) yang hadir dalam perang itu,” ujarnya.
Menurut Nasirzadeh, Angkatan Bersenjata Iran tidak bergantung pada senjata luar negeri. Ia menekankan bahwa Iran lebih memilih menggunakan senjata yang diproduksi sendiri. Ia juga menyatakan bahwa dunia telah menyaksikan keampuhan rudal-rudal Iran yang mampu menghantam target di Israel secara sempurna.
“Rudal-rudal yang digunakan dalam perang selama 12 hari itu diproduksi oleh Kementerian Pertahanan beberapa tahun lalu. Sekarang kita sudah memproduksi dan memiliki rudal yang kemampuannya jauh lebih dari ampuh daripada yang sebelumnya,” kata dia.
Dia menegaskan bahwa jika Israel kembali mengambil tindakan berisiko terhadap Iran, rudal-rudal terbaru ini akan digunakan. Selain itu, Nasirzadeh mengklaim bahwa Israel mengerahkan seluruh sistem pertahanan udaranya selama perang, termasuk sistem THAAD, MIM-104 Patriot, Iron Dome, dan Arrow.
Meskipun menggunakan semua sistem tersebut, rezim Zionis hanya berhasil menangkis sekitar 40 persen dari jumlah rudal Iran selama hari-hari pertama perang. Pada hari-hari akhir perang, sebanyak 90 persen rudal Iran berhasil menghantam target.
Iran, menurut Nasirzadeh, semakin berpengalaman dalam melawan Israel. Sementara kemampuan pertahanan Israel semakin melemah. “Jika kecenderungan seperti ini berlanjut, Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran pasti akan unggul.”
Selain menghadapi Israel, Iran juga menghadapi AS. Pada tanggal 22 Juni lalu, AS menyerang tiga fasilitas nuklir Iran. Sehari kemudian, Iran membalas dengan serangan ke pangkalan militer AS di Qatar. Operasi bertajuk “Operasi Kabar Baik Kemenangan” melibatkan lebih dari 30 rudal dan pesawat nirawak.
Serangan Rudal Iran Menghancurkan Pangkalan Militer Israel
Data radar terbaru yang dirilis oleh The Telegraph menunjukkan bahwa enam rudal yang ditembakkan Iran langsung menghantam lima pangkalan militer Israel selama perang 12 hari. Hasil analisis data radar dan citra satelit yang diperiksa oleh akademisi Oregon State University menunjukkan bahwa serangan tersebut menargetkan fasilitas militer Israel di wilayah utara, tengah, dan selatan negara tersebut.
The Telegraph mengidentifikasi beberapa pangkalan penting yang terkena serangan meski tidak semua lokasi diungkap karena aturan sensor militer Israel. Beberapa pangkalan yang disebutkan antara lain:
- Pangkalan Udara Tel Nof di pusat Israel, salah satu pangkalan tempur utama Angkatan Udara Israel.
- Pangkalan Intelijen Glilot di utara Tel Aviv, pusat pengumpulan intelijen elektronik dan sinyal.
- Pangkalan produksi senjata dan logistik Zipporit di dekat Nazareth, Israel utara.
- Dua pangkalan lain di wilayah selatan dan tengah Israel tidak dirinci lebih lanjut karena sensor militer.
Pihak berwenang Israel tidak mempublikasikan data resmi mengenai lokasi yang terkena serangan. Militer Israel melarang pemberitaan detail soal fasilitas militer untuk mencegah Iran mengevaluasi serangan rudal agar lebih akurat.