
Caung news, –Perkataannya yang jujur dan tegas menjadikan sosok Prof Koentjoro, mantan Guru Besar Universitas Gadjah Mada (UGM), menjadi perhatian.
Prof Koentjoro menyebut Presiden ke-7 Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) sebagai pembohong dalam acara ROSI di KompasTV, Kamis (31/8/2025) malam.
Ketua Dewan Guru Besar UGM 2018-2021 mengkritik beberapa pernyataan palsu Jokowi, salah satunya adalah janji yang tidak dipenuhi setelah ia mundur dari jabatan Presiden.
“Jokowi adalah pendusta, dalam berbagai hal dia seorang pendusta,” kata Prof Koentjoro mengutip dari YouTube KOMPASTV.
“Pada masa lalu, ketika dia ingin mundur dari jabatan presiden, dia menyatakan ingin tinggal di rumah dan tidak ingin menjadi seorang politisi,” katanya.
“Tetapi sekarang dia masih berbicara di sana, semakin tidak konsisten,” tambahnya.
Prof Koentjoro secara tegas menyampaikan pendiriannya yang konsisten sejak lama, yaitu tidak menyukai kebijakan Jokowi.
“Tahun 2024 saya membaca petisi, ketika saya ingin membaca petisi lalu disebut-sebut di mana-mana, saya (menyatakan) sangat tidak senang dengan kebijakan Jokowi” kata Koentjoro.
Profil Koentjoro
Mengutip situs resmi UGM, Prof. Drs. Koentjoro, MBSc., Ph.D., Psikolog, adalah seorang akademisi yang sangat berkomitmen di bidang Psikologi.
Dengan dasar pendidikan yang kuat dan pengalaman yang luas, Koentjoro telah memberikan kontribusi besar dalam perkembangan ilmu Psikologi di Indonesia.
Koentjoro meraih gelar profesor pada tahun 2005 melalui pidato pengukuhan yang berjudul “Makna Penting Perubahan Paradigma dan Pendekatan dalam Pembelajaran serta Penerapan Psikologi Sosial di Indonesia”.
Sebelumnya, Koentjoro menyelesaikan studi sarjana di Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada Indonesia.
Koentjoro selanjutnya melanjutkan pendidikan magisternya dalam bidang Ilmu Perilaku di Universitas LaTrobe, Australia.
Kemudian Koentjoro berhasil memperoleh gelar doktor di bidang Kesejahteraan Sosial dan Kebijakan Sosial dari universitas yang sama setelah berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul Understanding Prostitution From Rural Communities of Indonesia.
Selain itu, Koentjoro juga telah mengikuti pelatihan singkat mengenai Pengawasan Obat di Victoria University, Australia.
Kompetensi Prof Koentjoro mencakup berbagai bidang dalam ilmu psikologi, seperti hubungan sosial dan psikologi pendidikan.
Bidang minat penelitiannya meliputi pengembangan masyarakat, pembangunan serta perubahan sosial, bencana, anak jalanan, narkoba dan prostitusi, penelitian kualitatif, psikologi keluarga, forensik, serta psikologi seni dan budaya.
Saat menjadi dosen, Koentjoro mengajar beberapa mata kuliah penting yang berkaitan dengan bidang keilmuannya.
Mata kuliah yang ditawarkan meliputi Metode Penelitian Kualitatif (S1, S2, S3); Psikologi Perdamaian (S2), Psikologi Hukum Forensik (S2), Psikologi Seni (S2), Psikologi Pemberdayaan Masyarakat dan Psikoedukasi (S1), serta Psikologi Kebencanaan dan Krisis (S1).
Koentjoro pernah menjabat sebagai Ketua Majelis Guru Besar UGM pada periode 2018 hingga 2021.
Saat memasuki masa pensiun, Koentjoro bersama 13 dosen dan staf pendidikan lainnya yang telah mencapai usia pensiun menerima Piagam serta Dana Kesetiakawanan dari Korps Pegawai Universitas Gadjah Mada (Korpagama) pada Jumat (25/4/2025).
Riwayat Pendidikan
S1 Jurusan Psikologi Universitas Gadjah Mada, Indonesia
S2 Ilmu Perilaku, LaTrobe, Australia
S3 Kebijakan dan Kependudukan Sosial, LaTrobe, Australia
Kursus singkat Pengawasan Narkoba, Universitas Victoria, Australia
Penghargaan
Piagam Penghargaan Kepedulian UGM 35 Tahun Piagam Penghargaan Setia UGM Selama 35 Tahun Sertifikat Penghargaan Kesetiaan UGM 35 Tahun Piagam Penghargaan Loyalitas UGM 35 Tahun Piagam Penghargaan Kehormatan UGM 35 Tahun Sertifikat Kesetiaan UGM Selama 35 Tahun Piagam Penghargaan untuk Keberlanjutan UGM 35 Tahun Piagam Penghargaan Dedikasi UGM 35 Tahun
Karya Satya 30 tahun milik Presiden RI
Naskah penelitian terbaik ke-3, Konferensi Nasional Psikologi Islam
Warga Pratama Badan Narkotika Nasional
Piagam Penghargaan Kepedulian UGM 25 Tahun Piagam Penghargaan Setia UGM Selama 25 Tahun Sertifikat Penghargaan Kesetiaan UGM 25 Tahun Piagam Apresiasi Kejujuran UGM 25 Tahun Piagam Penghargaan Loyalitas UGM 25 Tahun Sertifikat Penghargaan Kesetiaan UGM Selama 25 Tahun Piagam Penghargaan Konsistensi UGM 25 Tahun Piagam Penghargaan Dedikasi UGM 25 Tahun Sertifikat Penghargaan Kesetiaan UGM 25 Tahun Piagam Penghargaan Keberlanjutan UGM 25 Tahun
Karya Satya 20 tahun dari Presiden RI
Aksi Kritik Jokowi
Saat Jokowi masih menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia, Prof Koentjoro tidak ragu mengungkapkan kritiknya melalui aksi “Kampus Menggugat” yang sempat menjadi perhatian media pada tahun 2024.
Aksi yang bertujuan mendukung demokrasi Indonesia mengusung tema “Kampus Menggugat: Tegakkan Etika dan Konstitusi, Perkuat Demokrasi”.
Bersama komunitas akademik UGM lainnya, Prof Koentjoro juga turut menyampaikan “Petisi Bulaksumur”.
Petisi Bulaksumur adalah inisiatif yang dilakukan oleh para Dosen Besar UGM untuk mengkritik situasi demokrasi di Indonesia menjelang Pemilu 2024.
Dalam pernyataannya, Koentjoro menyampaikan rasa kecewanya terhadap Jokowi karena ‘Petisi Bulaksumur’ tidak pernah dihiraukan oleh presiden tersebut.
“Tetapi yang terjadi adalah Pak Jokowi hanya memandang tindakan kami sebagai hak demokrasi dan tidak pernah menghiraukan apa yang ingin kami sampaikan,” ujar Koentjoro dalam sebuah diskusi virtual, 16 Maret 2024.
Koentjoro juga mengkritik pemberian bantuan sosial selama masa kampanye Pemilu Presiden 2024 yang menurutnya bertujuan untuk memenangkan pasangan tertentu.
“Mereka yang tidak memiliki pendidikan ini mudah ditipu dan kemudian diberi tekanan-tekanan, lalu diberi bantuan sosial,” tambahnya.
Di sisi lain, Koentjoro juga menjelaskan bahwa Petisi Bulaksumur adalah sebuah pergerakan yang bertujuan menjaga reputasi UGM.
“Saya mengucapkan basmalah dua kali karena kami menyampaikannya dengan penuh kasih, mengingatkan kepada Pak Jokowi. Mengapa? Karena semuanya rusak di UGM,” katanya.
Koentjoro mengatakan, sebagai seorang guru besar dan dosen, ia memiliki tanggung jawab sebagai penjaga etika.
“Kita adalah pemikir bangsa dan negara, oleh karena itu kita berikan saran kembali,” kata Koentjoro.
Ijazah Jokowi
Di acara ROSI di KompasTV, meskipun jelas tidak menyukai sikap dan kebijakan Jokowi, Koentjoro tidak akan berbohong mengenai ijazahnya.
Menurut Koentjoro, ijazah Jokowi yang saat ini sedang diperdebatkan pasti asli menurutnya.
“Karena saya seorang profesor, saya harus memegang teguh kebenaran, seorang dosen bisa salah tetapi tidak boleh berbohong,” tegas Prof Koentjoro.
“Saya melihatnya secara langsung, dan lagi-lagi, karena ini bukan hanya berdasarkan data, saya memiliki latar belakangnya, data-data tersebut, dari para dosen, pernyataannya bahwa dia kuliah di sana, ada teman-temannya yang juga menyatakan hal yang sama, apa lagi yang dibutuhkan?” tegas Prof Koentjoro.
(KompasTV/KompasTV/KompasTV/Tribunnews.com)
Ikuti channel SURYA MALANG di >>>>>WhatsApp