
Penguatan Investasi Korea Selatan di Indonesia Melalui Gwangyang Business Forum 2025
Pemerintah Indonesia terus berkomitmen untuk memperluas investasi dari negara Korea Selatan. Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah melalui penyelenggaraan Gwangyang Business Forum 2025 dengan tema “Bridging Growth: Indonesia-Korea Collaboration for Strategic Industrial Investment.” Acara ini diadakan dalam kerja sama antara Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industropolis Batang, Gwangyang Bay Free Economic Zone (GFEZ), dan Indonesia Investment Promotion Center (IIPC) Seoul. Acara ini juga menunjukkan kesiapan Indonesia dalam menerima investasi dari Korea melalui kawasan industri yang memiliki standar global.
Selama periode 2020 hingga 2024, total investasi Korea Selatan di Indonesia telah mencapai sekitar 11,3 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Investasi ini terutama berada di sektor-sektor strategis seperti industri kimia, baterai kendaraan listrik (EV), serta manufaktur bernilai tambah tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan ekonomi antara kedua negara semakin kuat dan saling menguntungkan.
Pemerintah Indonesia juga terus menunjukkan komitmennya dalam menciptakan iklim investasi yang kompetitif. Salah satu bentuk dukungan yang diberikan adalah pemberian berbagai insentif, termasuk pembebasan bea masuk untuk sektor prioritas. Contoh nyata dari komitmen ini adalah percepatan pembangunan jetty di KEK Industropolis Batang untuk mendukung operasional perusahaan Korea, KCC, yang sedang merealisasikan investasinya di kawasan tersebut.
Kesuksesan Investor Korea di KEK Industropolis Batang
General Manager Marketing & Sales KEK Industropolis Batang, Angga Brahmana Sukma menyatakan bahwa keberhasilan investor Korea yang lebih dahulu beroperasi di Batang menjadi bukti sinergi antara pemerintah dan sektor swasta. Ia menjelaskan bahwa kesuksesan investor Korea saat ini adalah tanda kesiapan nyata pemerintah Indonesia dalam mendukung perkembangan global. Semua dukungan yang diberikan pemerintah bertujuan untuk memberikan harga kompetitif agar investor dapat efisien dalam investasi maupun operasional.
Ketertarikan GFEZ Memperluas Kolaborasi dengan Indonesia
GFEZ juga menunjukkan ketertarikan untuk memperluas kolaborasi dengan Indonesia. Komisioner GFEZ, Koo Chong-gon menyatakan bahwa kawasan ini melihat potensi besar kerja sama di sektor logam, petrokimia, dan energi. Ini menunjukkan bahwa peluang kerja sama antara kedua negara tidak hanya terbatas pada sektor industri tetapi juga mencakup sektor-sektor lain yang sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi.
Penjajakan Peluang Investasi Baru dari Perusahaan Korea
Di sisi lain, forum ini juga membuka peluang investasi baru dari beberapa perusahaan Korea. Di antaranya adalah YUSEONG Plant & Bending, sebuah perusahaan pemrosesan logam yang berencana membangun fasilitas produksi di KEK Industropolis Batang. Estimasi kebutuhan lahan mencapai dua hingga tiga hektare, dengan target produksi pada tahun 2027. Selain itu, brand kuliner 1988 Pocha id yang mengusung konsep Korean Street Food juga menjajaki peluang ekspansi ke Indonesia.
Sebagai tindak lanjut, delegasi dari sektor pemrosesan logam akan melakukan kunjungan balasan ke Indonesia pada medio Agustus 2025. Dengan demikian, KEK Industropolis Batang kembali menegaskan komitmennya sebagai kawasan industri yang Smart, Green, and Sustainable. Dengan dukungan nyata dari pemerintah pusat dan daerah, termasuk percepatan pembangunan infrastruktur strategis, kawasan ini siap menjadi mitra utama investor Korea dan pusat pertumbuhan industri masa depan yang efisien, berdaya saing tinggi, dan berkelanjutan.
Investasi Emas: Harga Turun ke Rp1,94 Juta per Gram
Harga emas kini turun ke level Rp1,94 juta per gram. Situasi ini membuat banyak orang mulai mempertimbangkan investasi emas sebagai alternatif yang menarik. Meski harga turun, emas tetap menjadi aset yang stabil dan bisa menjadi pilihan dalam portofolio investasi. Namun, sebelum memutuskan, penting untuk memahami risiko dan potensi keuntungan yang mungkin terjadi.