
Usulan Fraksi Gerindra untuk Program Bantuan Sosial Janda di Jakarta
Fraksi Partai Gerindra DPRD DKI Jakarta mengajukan usulan terkait penerbitan program bantuan sosial (bansos) khusus bagi para janda yang telah kehilangan suaminya. Usulan ini bertujuan untuk memberikan dukungan kepada ibu-ibu yang berada dalam rentang usia produktif, yaitu antara 45 hingga 59 tahun.
Menurut anggota fraksi tersebut, para janda dengan usia di atas 60 tahun tidak termasuk dalam sasaran program karena sudah mendapatkan manfaat dari Kartu Lansia Jakarta. Hal ini disampaikan oleh Wakil Bendahara Fraksi Gerindra DPRD DKI, Jamilah Abdul Gani, dalam rapat paripurna pemandangan umum fraksi terhadap Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2025.
Di sisi lain, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDIP, Ima Mahdiah, menyampaikan pendapat yang berbeda. Ima tidak sepakat dengan usulan yang diajukan oleh Fraksi Gerindra. Menurutnya, lebih baik jika para janda berusia produktif diberi pelatihan keterampilan kerja daripada hanya diberikan bantuan sosial.
“Karena pada usia produktif, saya lebih setuju untuk mereka dilatih agar memiliki keterampilan yang bisa membuat mereka mandiri dan mampu mencari penghasilan sendiri,” ujar Ima.
Ia menilai bahwa memberikan bantuan secara terus-menerus tidak akan menjadi solusi jangka panjang. Sebaliknya, pelatihan keterampilan dapat membantu para janda untuk meningkatkan kualitas hidup mereka dan mengurangi ketergantungan pada bantuan sosial.
Selain itu, Ima juga menjelaskan bahwa anak-anak dari para janda tersebut sudah masuk dalam data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS). Oleh karena itu, mereka sudah mendapatkan bansos seperti Kartu Jakarta Pintar (KJP).
“Kita bisa langsung membantu tanggungan anak melalui pendidikan, kesehatan, atau sembako KJP yang tersedia,” kata Ima.
Ia menambahkan bahwa dengan memenuhi kebutuhan dasar anak-anak tersebut, beban yang dialami para janda juga bisa berkurang. Dengan demikian, program yang diberikan akan lebih efektif dan berkelanjutan.
Tanggapan dari Pramono Anung
Sementara itu, Pramono Anung, seorang tokoh masyarakat, memberikan tanggapan terpisah terkait usulan ini. Ia menilai bahwa usulan Fraksi Gerindra tersebut cukup aneh.
“Aneh-aneh saja. Enggak mau jawab, aku,” kata Pramono saat berada di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu, 23 Juli 2025.
Meski begitu, ia tidak menjelaskan secara rinci alasan mengapa usulan tersebut dinilai aneh. Namun, pernyataannya menunjukkan bahwa ada ketidaksetujuan terhadap pendekatan yang diajukan oleh Fraksi Gerindra.
Pertimbangan dan Alternatif Solusi
Usulan Fraksi Gerindra menunjukkan adanya kesadaran akan pentingnya memberikan dukungan kepada para janda yang tinggal di Jakarta. Namun, pendekatan yang diajukan perlu dipertimbangkan dengan matang agar tidak menimbulkan dampak negatif.
Salah satu alternatif yang ditawarkan oleh Ima adalah memberikan pelatihan keterampilan kerja kepada para janda. Pendekatan ini lebih fokus pada pemberdayaan dan kemandirian, bukan sekadar memberikan bantuan sosial.
Selain itu, pemerintah daerah juga bisa mempertimbangkan untuk memperkuat sistem pendidikan dan kesehatan bagi anak-anak para janda. Dengan demikian, beban finansial dan emosional yang dialami para janda bisa berkurang secara signifikan.
Pendekatan yang lebih holistik dan berkelanjutan tentu akan lebih efektif dalam membangun masyarakat yang lebih sejahtera dan mandiri.